Selasa, 23 Februari 2016

KERAJAAN (SIREGAR) SILO (1293 - 1339)

Pada tahun 1275, raja Kertanegara dari kerajaan Singhasari mengirimkan ekspedisi Pamalayu ke Sumatra dibawah pimpinan Indrawarman. Tentara Singhasari berhasil menguasai daerah-daerah penghasil lada di Sungai Dareh Minangkabau, Jambi dan Sumatra Utara.
Untuk mengamankan daerah penghasil lada dan menghambat ekspansi kerajaan Samudra Pasai di Aceh, sebagian tentara Singhasari ditempatkan di daerah Asahan dan Simalungun.

Tentara tartar (Mongol) datang dengan 1000 kapal perang untuk menghukum raja Kertanegara yang sebelumnya menolak permintaan raja Kubilai Khan agar Singhasari tunduk kepada kekaisaran Mongol. Pada saat kedatangan tentara Mongol, ternyata raja Kertanegara sudah tewas akibat dikudeta raja Kediri Jayakatwang. Raden Wijaya memanfaatkan tentara Mongol untuk menghancurkan Jayakatwang dan selanjutnya mendirikan kerajaan Majapahit.

Indrawarman tidak mau mengakui kerajaan Majapahit sebagai penerus kerajaan Singhasari. Ia mendirikan kerajaan Silo di Simalungun dengan bantuan marga Siregar Silo. Pada waktu itu, daerah antara Sungai Silo dan Bah Bolon didiami oleh marga Siregar Silo yang datang dari Lontung/Samosir (diduga keluarga O.Tuan Nakhoda, Datu Bira dan Datu Mangambe, karena O. Si Lima Lombu diduga menyebrang ke pulau Nias dan memakai marga Zega).

Pelabuhannya di muara sungai Bah Bolon yang bernama Indrapura sesuai dengan nama Indrawarman dan ibukotanya di Dolok Sinumbah. Pengikut Indrawarman dari suku Jawa memasuki marga-marga yang telah ada di daerah tersebut seperti Silo, Damanik, Girsang, Purba. Sedangkan Indrawarman sendiri memakai marga Siregar Silo. Empat puluh enam tahun kemudian, barulah datang pasukan tentara Majapahit dibawah pimpinan patih Gajahmada dan Adityawarman menyerang kerajaan Silo. Raja Indrawarman gugur dalam pertempuran dengan pasukan Majapahit. Dolok Sinumbah, Perdagangan, Keraksaan dan Indrapura hancur dibumihanguskan tentara Majapahit. Sebagian pengikutnya menyelamatkan diri ke arah Danau Toba.

Setelah Majapahit meninggalkan daerah tersebut, datanglah marga Sinaga ke daerah tersebut  mendirikan kerajaan Tanah Jawa. Pemberian Tanah Jawa di daerah Simalungun adalah sebagai peringatan bahwa dulu daerah tesebut banyak dihuni pasukan Singhasari dari suku Jawa.

Sumber referensi:

  1. Muljana, Slamet, (2005), Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara, Yogyakarta: LKiS, ISBN 979-98451-16-3, halaman-17 sampai 19 .
  2. http://id.wikipedia.org/wiki/Mahisa_Anabrang
  3. Buku Toga Siregar, O.Gorga Torsana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.